KATEKESE
KUALITAS
CALON IMAM KETIKA BERADA DI KOMUNITAS MAUPUN KETIKA BERADA DI TENGAH UMAT DAN
MASYARAKAT
(Oleh:
Domincs Baldawins Masriat)
Dalam konteks
kehidupan sebagai seorang calon iman, setiap orang telah diajarkan untuk
memiliki pola hidup yang berkualitas sehingga ketika berhadapan dengan sesama
calon imam, para pastor, umat dan masyarakat, dia mampu untuk bertindak secara
dewasa dan bertanggung jawab. Adapun beberapa kualitas yang perlu dibahas demi
kemajuan dan perkembangan calon imam ketika dia berada di komunitasnya sendiri
maupun ketika dia berada di tengah umat dan masrakat, antara lain:
1. Kedisiplinan
Seorang Doktor
Filsafat, Sujoko Efferin dalam bukunya tentang Seni Perang Sun Zi dan Sistem Pengendalian Manajemen mengatakan
bahwa: “Disiplin adalah salah satu permata sikap yang banyak menarik perhatian.
Sederhana saja, mulai dari pencarian tukang kebun hingga direktur, selalu
dicari orang yang punya sikap disiplin yang baik. Kedisiplinan merupakan dasar
ditepatinya segala aturan main atau prosedur yang menjadi syarat dasar dari
setiap jenis pekerjaan/aktivitas. Taat asas/patuh adalah disiplin dan disiplin
adalah awal keberhasilan.” Dalam kaitan dengan hal ini, Korps Marinir Amerika
Serikat memiliki pengertian yang menarik tentang makna kedisiplinan, yaitu
kerelaan untuk patuh sepenuhnya terhadap peraturan, penghirmatan terhadap
otoritas, kemandirian, dan kerja sama tim. Dengan demikian maka, seorang calon
imam yang berkualitas perlu mempunyai cara hidup yang disiplin. Dengan kata
lain, seorang calon imam perlu hidup disiplin ketika berada di dalam komunitas
maupun ketika berada di tengah umat dan masarakat.
2. Relasi/Pergaulan
Hidup dan berada bersama orang lain merupakan
kenyataan hakiki kehidupan seorang manusia. Ada pepatah mengatakan “No man is
an island” oleh karena itu membangun relasi atau pergaulan yang baik dan benar
dengan sesama merupakan suatu hal yang penting. Dengan kata lain, membangun
relasi yang baik dengan sesama tidak lain berarti memperbaiki pandangan, sikap
dan perilaku kita terhadap satu sama lain dalam kehidupan bersama. Hal yang
dapat menolong untuk mewujudkan pergaulan atau relasi yang baik antara lain:
dengan memperdalam kembali pengenalan kita tentang lingkungan sosial dimana
kita hidup dan berada, mulai dari lingkungan sosial yang paling dekat dengan
kita yakni dalam komunitas seminari sampai lingkungan yang lebih luas yakni
umat dan masyarakat. Selain itu perlu juga melihat kenyataan kongkrit yang ada
dalam kehidupan bersama, yang terwujud dalam berbagai bentuk interaksi sosial (lih.
Anthonius Athosoki. Relasi dengan Sesama).
Dengan kata lain, calon imam dikatakan berkualitas jika dia mampu berelasi
secara baik dan benar dengan sesama calon imam, imam, umat dan masyarakat.
3. Hidup Doa
Hidup doa
merupakan salah satu kualitas hidup calon imam yang sangat penting ketika berada
di dalam komunitas maupun ketika berada di tengah umat dan masyarakat. Dengan
kata lain, hidup doa sangat mempunyai kaitan yang sangat erat dengan kehidupan
sehari-hari sehingga perlu dan penting untuk mengawali hari dengan doa. Memang
ada umat dan masyarakat pernah mengatakan bahwa Doa sama sekali tidak
mempengaruhi hidup mereka tetapi bagi saya Doa mempunyai pengaruh yang besar
bagi kehidupan. Dengan kta lain, pengalaman akan Allah selalu berlangsung dan
terjadi di dalam, di balik, atau melalui pengalaman konkrit setiap hari
(Bdk. E. Martasudjita. Spiritualitas Liturgi). Oleh karena itu
sebagai seorang calon imam, kita perlu menjadi teladan bagi teman-teman kita,
umat kita, dan masyarakat kita supaya kita layak disebut sebagai calon imam
yang berkualitas baik di dalam komunitas maupun di luar komunitas. “Merdeka di
dalam Merdeka di luar”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar