Rabu, 20 November 2013

KUALITAS CALON IMAM KETIKA BERADA DI KOMUNITAS MAUPUN KETIKA BERADA DI TENGAH UMAT DAN MASYARAKAT (Oleh: Domincs Baldawins Masriat)


KATEKESE
KUALITAS CALON IMAM KETIKA BERADA DI KOMUNITAS MAUPUN KETIKA BERADA DI TENGAH UMAT DAN MASYARAKAT
(Oleh: Domincs Baldawins Masriat)

Dalam konteks kehidupan sebagai seorang calon iman, setiap orang telah diajarkan untuk memiliki pola hidup yang berkualitas sehingga ketika berhadapan dengan sesama calon imam, para pastor, umat dan masyarakat, dia mampu untuk bertindak secara dewasa dan bertanggung jawab. Adapun beberapa kualitas yang perlu dibahas demi kemajuan dan perkembangan calon imam ketika dia berada di komunitasnya sendiri maupun ketika dia berada di tengah umat dan masrakat, antara lain:
1.      Kedisiplinan
Seorang Doktor Filsafat, Sujoko Efferin dalam bukunya tentang Seni Perang Sun Zi dan Sistem Pengendalian Manajemen mengatakan bahwa: “Disiplin adalah salah satu permata sikap yang banyak menarik perhatian. Sederhana saja, mulai dari pencarian tukang kebun hingga direktur, selalu dicari orang yang punya sikap disiplin yang baik. Kedisiplinan merupakan dasar ditepatinya segala aturan main atau prosedur yang menjadi syarat dasar dari setiap jenis pekerjaan/aktivitas. Taat asas/patuh adalah disiplin dan disiplin adalah awal keberhasilan.” Dalam kaitan dengan hal ini, Korps Marinir Amerika Serikat memiliki pengertian yang menarik tentang makna kedisiplinan, yaitu kerelaan untuk patuh sepenuhnya terhadap peraturan, penghirmatan terhadap otoritas, kemandirian, dan kerja sama tim. Dengan demikian maka, seorang calon imam yang berkualitas perlu mempunyai cara hidup yang disiplin. Dengan kata lain, seorang calon imam perlu hidup disiplin ketika berada di dalam komunitas maupun ketika berada di tengah umat dan masarakat.
2.      Relasi/Pergaulan
Hidup dan berada bersama orang lain merupakan kenyataan hakiki kehidupan seorang manusia. Ada pepatah mengatakan “No man is an island” oleh karena itu membangun relasi atau pergaulan yang baik dan benar dengan sesama merupakan suatu hal yang penting. Dengan kata lain, membangun relasi yang baik dengan sesama tidak lain berarti memperbaiki pandangan, sikap dan perilaku kita terhadap satu sama lain dalam kehidupan bersama. Hal yang dapat menolong untuk mewujudkan pergaulan atau relasi yang baik antara lain: dengan memperdalam kembali pengenalan kita tentang lingkungan sosial dimana kita hidup dan berada, mulai dari lingkungan sosial yang paling dekat dengan kita yakni dalam komunitas seminari sampai lingkungan yang lebih luas yakni umat dan masyarakat. Selain itu perlu juga melihat kenyataan kongkrit yang ada dalam kehidupan bersama, yang terwujud dalam berbagai bentuk interaksi sosial (lih. Anthonius Athosoki. Relasi dengan Sesama). Dengan kata lain, calon imam dikatakan berkualitas jika dia mampu berelasi secara baik dan benar dengan sesama calon imam, imam, umat dan masyarakat.

3.      Hidup Doa
Hidup doa merupakan salah satu kualitas hidup calon imam yang sangat penting ketika berada di dalam komunitas maupun ketika berada di tengah umat dan masyarakat. Dengan kata lain, hidup doa sangat mempunyai kaitan yang sangat erat dengan kehidupan sehari-hari sehingga perlu dan penting untuk mengawali hari dengan doa. Memang ada umat dan masyarakat pernah mengatakan bahwa Doa sama sekali tidak mempengaruhi hidup mereka tetapi bagi saya Doa mempunyai pengaruh yang besar bagi kehidupan. Dengan kta lain, pengalaman akan Allah selalu berlangsung dan terjadi di dalam, di balik, atau melalui pengalaman konkrit setiap hari (Bdk.  E. Martasudjita. Spiritualitas Liturgi). Oleh karena itu sebagai seorang calon imam, kita perlu menjadi teladan bagi teman-teman kita, umat kita, dan masyarakat kita supaya kita layak disebut sebagai calon imam yang berkualitas baik di dalam komunitas maupun di luar komunitas. “Merdeka di dalam Merdeka di luar”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar