Rabu, 20 November 2013

P. St Marta, Maria dan Lazarus, Sahabat Tuhan (P) Kel. 32: 15-24.30-34 Mzm 106L 19-20.21-22.223; R:1a Mat. 13:31-35 “Keterbukaan Diri Untuk Bertumbuh”


Senin 29 Juli,
P. St Marta, Maria dan Lazarus, Sahabat Tuhan (P)
Kel. 32: 15-24.30-34
Mzm 106L 19-20.21-22.223; R:1a
Mat. 13:31-35

“Keterbukaan Diri Untuk Bertumbuh”
Saudara-saudariku yang terkasih, saya mempunyai seorang teman bernama Tole. Dia adalah orang yang dikenal oleh kebanyakan orang sebagai orang yang tidak terlalu pandai. “Dia pernah tidak naik kelas dan bahkan tidak lulus ujian nasional”. Dia sangat menyadari kelemahan dirinya sehingga dia selalu berjanji pada dirinya sendiri bahwa dia akan selalu menyambut kesempatan untuk berkembang yang telah Tuhan anugerahkan kepadanya. Berkat usaha keras dan keuletannya, dia selalu berhasil dalam studi dan pekerjaannya. Dia yang dulunya dikenal sebagai orang yang tidak bisa berbuat apa-apa, kini dijadikan oleh orang-orang dekatnya sebagai teladan dan bahkan tempat dimintai saran. Pengalaman hidup Tole menunjukkan betapa keterbukaan terhadap anugerah Allah dan kehendak untuk mengembangkannya dalam hidup sungguh membawa kegembiraan dalam hidupnya dan juga bagi orang lain.
Saudara-saudariku yang terkasih, Yesus menyampaikan rahasia tersembunyi sejak dunia dijadikan lewat kedua perumpamaan, yang menggambarkan perihal Kerajaan Allah. Kerajaan Allah digambarkan seumpama biji sesawi yang sangat kecil dan setelah bertumbuh ia menjadi pohon besar di mana burung-burung dapat bersarang pada cabang-cabangnya. Kerajaan Allah itu pun seperti ragi yang dapat mengkhamiri 3 sukat tepung terigu. Biji sesawi dan ragi tampaknya sangat tidak berarti tetapi ketika bertumbuh atau bekerja, keduanya menenujukkan hasil yang luar biasa. Demikian pun Kerajaan Allah yang dianggap tidak berarti dan bahkan tidak menarik di mata dunia ini akan bekerja dan menunjukkan hasil yang luar biasa dalam hidup setiap orang yang menerimanya dengan hati yang terbuka. Orang yang membiarkan Allah meraja dalam hidupnya, dia pun akan menyaksikan karya Allah yang sangat besar dan luar biasa dalam hidupnya. Allah tidak hanya melimpahkan rahmat ke dalam dirinya, tetapi Allah akan menjadikan dia sebagai saluran rahmat bagi orang lain. Dalam setiap kehadirannya, semua orang akan mengalami kedamaian, kasih dan perjumpaan dengan Tuhan.
Saudara-saudariku yang terkasih, pada hari ini juga kita sebagai satu persekutuan Gereja katolik memperingati St. Marta, Maria, dan Lazarus yang diangkat sebagai sahabat Tuhan. Mereka bukanlah orang yang besar atau yang terkemuka pada waktu itu tetapi berkat iman dan kesetiaan kepada Tuhan, mereka kemudian disebut sebagai sahabat Tuhan. Mereka terbuka terhadap kedatangan Tuhan yang mau tinggal dalam rumah mereka. Baik rumah secara fisik yakni tempat penginapan maupun rumah rohani yaitu jiwa.
Saudara-saudariku yang terkasih, setiap saat Allah berbicara kepada kita. Apakah kita sudah membuka hati terhadap firmannya? Adakah kita membiarkan firman Allah bertumbuh dan merasuki diri kita? Adakah kita sungguh mencintai Allah dan firmanNya? Jika kita menerima Allah dan firman-Nya, maka kita akan segera menyaksikan karya besar Allah dalam hidup kita. (Fr. Dawis)

Doa: Ya Tuhan,,,,, bukalah hati dan pikiran saya agar saya mampu menerima sabda-Mu yang menumbuhkan.

Luk 21-20-28 Percayalah kepada Tuhan-Mu!


28 November 2013
Hari Biasa (H)
Dan 6: 12-28
Dan 3: 68,69,70,71,72,73,74
Luk 21-20-28
Percayalah kepada Tuhan-Mu!
Dalam kehidupan kita setiap hari, ada begitu banyak permasalahan dan penderitaan yang selalu kita hadapi. Ada yang mempunyai permasalahan dan penderitaan antara lain: di bidang ekonomi, di bidang politik, dan di bidang pendidikan. Namun yang menjadi pertanyaan bagi kita adalah ketika kita menghadapi berbagai macam permasalahan dan penderitaan dalam kehidupan kita ini, apakah kita percaya dan mau berharap atau berdoa berdoa kepada Tuhan atau tidak? Kita sebagai orang Katolik sangat diharapkan agar segala permasalahan dan penderitaan yang kita hadapi dalam hidup, kita perlu serahkan kepada Tuhan karena bagi kita Tuhan adalah penyelamat dan sumber sukacita. Kita harus percaya bahwa Tuhan melalui Putra-Nya Yesus Kristus, Dia mau datang ke dunia sebagai Manusia untuk menyelamatkan dan membahagiakan kita.
Dalam bacaan injil hari ini, kita mendengar peringatan dan ajakan dari Tuhan bahwa Keruntuhan Yerusalem sudah dekat karena dikepung oleh tentara-tentara dan bahwa Ibu-ibu hamil atau yang menyusui anak-anaknya akan tewas oleh mata pedang serta Yerusalem akan diinjak-injak oleh bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah. Namun keluar dari peringatan dan penderitaan itu, Tuhan tidak pernah meninggalkan umat-Nya yang percaya kepada-Nya. Tuhan melalui firman-Nya dalam Luk. 21: 28 mengatakan: “apabila semuanya itu mulai terjadi, bangkitlah dan angkatlah mukamu, sebab penyelamatmu sudah dekat”. Tuhan tidak meninggalkan Yerusalem untuk menderita begitu saja. Tuhan hadir di tengah-tengah mereka sebagai Penyelamat.
Dalam kaitan dengan hal ini, melalui kitab Daniel, kita pun diingatkan dan ditunjukan oleh Tuhan bahwa: barangsiapa yang percaya dan berharap serta berdoa kepada Tuhan, dia akan memperoleh kebahagiaan dan sukacita walaupun dia berada dalam permasalahan dan penderitaan hidup. Dalam kitab Daniel, dikatakan bahwa karena ketekunan dari Daniel untuk berdoa kepada Tuhan maka Tuhan mengutus malaikat-malaikat-Nya untuk mengatupkan mulut singa-singa sehingga Daniel yang dilemparkan ke gua singa tidak diapa-apakan oleh singa.
Saudara-saudariku yang terkasih, marilah dalam kehidupan kita setiap hari, kita perlu mengawali hari kita dengan doa. Kita harus percaya bahwa segala permasalahan dan penderitaan yang kita hadapi akan diselesaikan berkat karya dan cinta kasih Tuhan kepada kita. Kita telah melihat bahwa Yerusalem yang runtuh akan diselamatkan oleh Tuhan karena kepercayaan mereka kepada Tuhan dan Daniel yang dibuang ke gua singa tidak diapa-apakan oleh singa karena ketekunan dari Daniel untuk berdoa kepada Tuhan. Semoga kepercayaan dan ketekukan doa kepada Tuhan selalu menyelamatkan kita. (Dawis. M)
Doa: Tuhan, jadilah sumber kebahagiaan kepada hamba-Mu yang percaya kepada-Mu  
“Bangkitlah dan angkatlah mukamu, sebab penyelamatanmu sudah dekat (Luk. 21:28b)”

KUALITAS CALON IMAM KETIKA BERADA DI KOMUNITAS MAUPUN KETIKA BERADA DI TENGAH UMAT DAN MASYARAKAT (Oleh: Domincs Baldawins Masriat)


KATEKESE
KUALITAS CALON IMAM KETIKA BERADA DI KOMUNITAS MAUPUN KETIKA BERADA DI TENGAH UMAT DAN MASYARAKAT
(Oleh: Domincs Baldawins Masriat)

Dalam konteks kehidupan sebagai seorang calon iman, setiap orang telah diajarkan untuk memiliki pola hidup yang berkualitas sehingga ketika berhadapan dengan sesama calon imam, para pastor, umat dan masyarakat, dia mampu untuk bertindak secara dewasa dan bertanggung jawab. Adapun beberapa kualitas yang perlu dibahas demi kemajuan dan perkembangan calon imam ketika dia berada di komunitasnya sendiri maupun ketika dia berada di tengah umat dan masrakat, antara lain:
1.      Kedisiplinan
Seorang Doktor Filsafat, Sujoko Efferin dalam bukunya tentang Seni Perang Sun Zi dan Sistem Pengendalian Manajemen mengatakan bahwa: “Disiplin adalah salah satu permata sikap yang banyak menarik perhatian. Sederhana saja, mulai dari pencarian tukang kebun hingga direktur, selalu dicari orang yang punya sikap disiplin yang baik. Kedisiplinan merupakan dasar ditepatinya segala aturan main atau prosedur yang menjadi syarat dasar dari setiap jenis pekerjaan/aktivitas. Taat asas/patuh adalah disiplin dan disiplin adalah awal keberhasilan.” Dalam kaitan dengan hal ini, Korps Marinir Amerika Serikat memiliki pengertian yang menarik tentang makna kedisiplinan, yaitu kerelaan untuk patuh sepenuhnya terhadap peraturan, penghirmatan terhadap otoritas, kemandirian, dan kerja sama tim. Dengan demikian maka, seorang calon imam yang berkualitas perlu mempunyai cara hidup yang disiplin. Dengan kata lain, seorang calon imam perlu hidup disiplin ketika berada di dalam komunitas maupun ketika berada di tengah umat dan masarakat.
2.      Relasi/Pergaulan
Hidup dan berada bersama orang lain merupakan kenyataan hakiki kehidupan seorang manusia. Ada pepatah mengatakan “No man is an island” oleh karena itu membangun relasi atau pergaulan yang baik dan benar dengan sesama merupakan suatu hal yang penting. Dengan kata lain, membangun relasi yang baik dengan sesama tidak lain berarti memperbaiki pandangan, sikap dan perilaku kita terhadap satu sama lain dalam kehidupan bersama. Hal yang dapat menolong untuk mewujudkan pergaulan atau relasi yang baik antara lain: dengan memperdalam kembali pengenalan kita tentang lingkungan sosial dimana kita hidup dan berada, mulai dari lingkungan sosial yang paling dekat dengan kita yakni dalam komunitas seminari sampai lingkungan yang lebih luas yakni umat dan masyarakat. Selain itu perlu juga melihat kenyataan kongkrit yang ada dalam kehidupan bersama, yang terwujud dalam berbagai bentuk interaksi sosial (lih. Anthonius Athosoki. Relasi dengan Sesama). Dengan kata lain, calon imam dikatakan berkualitas jika dia mampu berelasi secara baik dan benar dengan sesama calon imam, imam, umat dan masyarakat.

3.      Hidup Doa
Hidup doa merupakan salah satu kualitas hidup calon imam yang sangat penting ketika berada di dalam komunitas maupun ketika berada di tengah umat dan masyarakat. Dengan kata lain, hidup doa sangat mempunyai kaitan yang sangat erat dengan kehidupan sehari-hari sehingga perlu dan penting untuk mengawali hari dengan doa. Memang ada umat dan masyarakat pernah mengatakan bahwa Doa sama sekali tidak mempengaruhi hidup mereka tetapi bagi saya Doa mempunyai pengaruh yang besar bagi kehidupan. Dengan kta lain, pengalaman akan Allah selalu berlangsung dan terjadi di dalam, di balik, atau melalui pengalaman konkrit setiap hari (Bdk.  E. Martasudjita. Spiritualitas Liturgi). Oleh karena itu sebagai seorang calon imam, kita perlu menjadi teladan bagi teman-teman kita, umat kita, dan masyarakat kita supaya kita layak disebut sebagai calon imam yang berkualitas baik di dalam komunitas maupun di luar komunitas. “Merdeka di dalam Merdeka di luar”

Ringkasan Surat Paulus


A.    Ringkasan Surat Paulus
Ringkasan Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Roma

Surat ini termasuk surat besar dari Paulus yang kemungkinan ditulis di Korintus. Surat ini terdiri dari 16 pasal dan terbagi dalam empat bagian besar. Mengawali suratnya Paulus memperkenalkan diri sebagai rasul, yang dikhususkan untuk memberitakan Injil Allah tentang Yesus Kristus. Surat ini dialamatkan pada orang yang kekasih sebagai orang yang dipanggil orang-orang kudus yang tinggal di Roma. Paulus mengatakan bahwa ia tetap merasa terikat dengan jemaat di Roma, dan sudah beberapa kali mau ke sana. Sampai saat ini ia ternyata dihalangkan. Maksudnya memberitakan Injil bukan hanya kepada orang Yahudi, tetapi juga kepada orang bukan Yahudi, yaitu kepada semua bangsa. Pembahasan dimulai dengan masalah kebenaran (1-8) pada bagian ini dijelaskan intisari dari kitab Roma yaitu Injil dipandang sebagai kekuatan Allah menuju keselamatan semua orang percaya, termasuk orang bukan Yahudi. Jadi keselamatan semata-mata berasal dari Allah dan itu diberikan kepada semua umat manusia.
Mengenai bangsa Yahudi (9-11) Paulus juga membahas persoalan yang saat itu dihadapi yaitu masalah kepercayaan akan Kristus. Banyak yang menganggap bahwa Allah tidak setia kepada umat pilihan-Nya Israel. Paulus mencoba menegaskan hal ini bahwa Allah tetap setia kepada Israel. Meskipun demikian, Allah adalah Allah yang Mahakuasa dan bebas menentukan pilihan-Nya.  Allah murka kepada orang-orang Yahudi karena mereka gagal melaksanakan hukum Taurat. Allah memilih orang non-Yahudi menjadi umat-Nya untuk membuat orang-orang Yahudi iri. Namun demikian, tidak selamanya Allah akan murka kepada mereka. Allah akan tetap setia kepada Israel dan bangsa-bangsa lain jika mereka takut akan Allah. Pada akhirnya, Allah akan tetap menyelamatkan semua orang Israel baik Yahudi maupun non-Yahudi.
Mengenai kehidupan praktis (12-15), dan surat pengantar untuk Febe dan daftar nama orang-orang yang dikirimi salam oleh Paulus. Paulus menasihati jemaat di Roma agar mempersembahkan diri mereka seutuh-Nya kepada Allah. Sehingga tidak hidup setengah-setengah. Kasih juga demikian. Kasih yang dinyatakan dalam kehidupan harus diberikan secara utuh dan tidak pura-pura. Dan sebagai warga Negara yang baik, harus taat kepada pemerintah. Karena pemerintah berasal dari Allah. Dan hal ini diwujudkan dengan membayar pajak. Demikian juga hendaknya tidak berhutang pada orang lain, tetapi hidup dengan saling mengasihi. Sebab kasih adalah puncak dan kegenapan hukum taurat. Karena itu, jika orang hidup dalam kasih, ia tidak akan menghakimi saudaranya. Ia juga tidak member batu sandungan pada orang lain, dan tidak mencari kesenangan di atas penderitaan orang lain.
Pasal 16, surat pengantar untuk Febe dan daftar nama orang-orang yang dikirimi salam oleh Paulus. Bagian ini berisikan surat pengantar kepada Febe dan juga Paulus menyampaikan salam kepada semua orang yang pernah dikenalnya. Ini menunjukkan bahwa ia sangat bersahabat dengan semua orang dari berbagai kalangan.
RINGKASAN SURAT I KORINTUS
Surat ini ditulis oleh Paulus dan atas nama seorang teman yang bernama Sostenes (1 Kor. 1:1). Surat ini terdiri dari 16 pasal yang dimulai dengan sebuah pendahuluan dan diakhiri dengan kata-kata penutup. Selebihnya isi surat ini menyangkut jawaban Paulus seputar masalah yang berkembang dikalangan umat beriman di Korintus.
1.      Masalah perpecahan dalam jemaat (1:10-4:21)
Ada beberapa orang yang mengatakan bahwa Apolos adalah pemimpin mereka, yang lainnya Petrus dan juga lainnya mengakui Paulus sebagai pemimpin mereka. Ada juga yang mengangap pemimpin mereka hanya Kristus. Bagi Paulus, pemimpin mereka hanya satu yaitu Kristus, yang penting bukan siapa yang mengajarkannya, tetapi isi pemberitaan itu.
2.      Masalah moral (5:1-6:20)
Bagian ini, Paulus menanggapi isu yang sampai ke telinganya yaitu menyangkut  masalah seksual. Rupanya jemaat Kristen di Korintus tidak terlalu tegas mengenai masalah ini, sehingga ada banyak pelanggaran moral di lingkungan jemaat. Paulus dengan tegas menentang segala perilaku jemaat yang salah itu dan juga mengecam tindakan menyelesaikan permasalahan yang dihadapi jemaat di pengadilan negeri. Terhadap masalah percabulan yang dianggap sebagai hal yang biasa, Paulus mengecam hal itu dengan menekankan persekutuan orang Kristen secara menyeluruh dengan Kristus. Mereka telah menjadi bait Allah dan menjadi milik kristus, karena itu tidak boleh dicemari.
3.      Jawaban terhadap pelbagai pertanyaan (7:1-40)
Pada bagian ini, Paulus menanggapi masalah yang diajukan oleh jemaat yaitu mengenai percabulan dan martaban perkawinan. Bagi Paulus, perkawinan adalah hal yang baik dan orang yang telah kawin wajib menghayati perkawinannya, tetapi jika orang mendapat karunia untuk tidak kawin, sebaiknya tidak kawin.
4.      Sikap terhadap persembahan berhala
Juga mengenai masalah bagaimana sikap yang tepat sehubungan dengan bahan makanan yang sebagai korban dipersembahkan kepada dewa-dewi. Sebagian dari sisanya diberikan kepada umat dan bagian lain kepada para imam. Sering umat memakan makanan dari korban itu, jika tidak bisa dianggap perusak hubungan sosial. Bagi Paulus, tangan yang telah menyentuh tubuh Kristus dalam sakramen tidak boleh menyentuh daging persembahan berhala. Lain halnya dengan daging korban yang dijual di pasar dan dipakai dalam makanan pesta. Orang beriman boleh seja memakannya. Begitu pula jika diundang makan pada orang yang tidak beriman, makan itu bisa dimakan. Tetapi, jika diberi tahu bahwa itu makanan korban, orang Kristen wajib menolaknya.
5.      Masalah menyangkut perjamuan Tuhan
Kemudian Paulus juga diperhadapkan dengan masalah apakah wanita harus memakai tudung kepala atau tidak. Karena dalam kenyataan ada beberapa anggota jemaat tidak lagi memakai tudung kepala. Selanjutnya mengenai perjamuan Tuhan. Perjamuan ini disebut perjamuan cinta kasih, tetapi ada orang kaya makan dan minum sampai kenyang dan yang miskin dibiarkan saja kelaparan. Bagi Paulus tidak boleh ada pemisahan antara yang kaya dan yang miskin.
6.      Masalah kebangkitan orang mati
Permasalahan ini timbul ke permukaan disebabkan oleh sekelompok orang yang tidak memahami kebangkitan tubuh (1 Kor. 15:12) serta bagaimana kebangkitan itu terjadi (1 Kor.15:35). Masyarakat Roma memahami bahwa kematian dapat membebaskan jiwa dari tubuh. Maka dari itulah jemaat Kristen di Korintus tidak percaya akan hal ini, karena pemahaman mereka yang masih dipengaruhi oleh Helenistik yang mengatakan bahwa jika ada kehidupan sesudah kematian, maka hanya merupakan tipe dari suatu keberadaan yang tidak bertubuh. Maka tanggapan Paulus akan hal ini menegaskan bahwa orang yang sudah mati dapat bangkit sekalipun tubuh jasmaninya telah hancur, karena menurutnya kehancuran tubuh jasamani itu akan diganti dengan tubuh rohani dalam kepribadian yang dikenal Allah. Melalui masalah kebangkitan ini, Paulus juga ingin memberitahu pada jemaat Korintus bahwa mereka semua telah memiliki iman yang sama yaitu iman di atas Yesus Kristus yang telah bangkit pada hari ketiga dari antara orang mati. Lewat pemberitaan ini, Paulus menghubungkan bahwa antara kebangkitan Yesus dengan kebangkitan orang percaya pada masa depan tidak terpisahkan. Ketidak-terpisahan ini dikatakan Paulus bahwa kematian orang-orang percaya tidak akan binasa, karena mereka mati bersama Kristus dan kematiannya tidak menjadi binasa karena kebangkitan Kristus. Selanjutnya, Paulus juga memberikan perhatiannya pada kebangkitan orang percaya pada masa depan. Ia menegaskan bahwa tanpa kebangkitan tubuh, tidak mungkin ada kekekalan (1 Kor.15:18,19).
RINGKASAN SURAT II KORINTUS
Surat 2 Korintus terdiri dari 13 pasal. Surat ini juga terdiri dari tiga bagian besar. Bagian pertama (2 Kor. 1:1-7:16) yang berbicara tentang relasi Paulus dengan jemaat di Korintus. Bagian kedua (2 Kor. 8:1-9:15) berbicara tentang persembahan bagi orang-orang kudus di Yerusalem. Bagian ketiga (2 Kor. 10:1-13:13) berbicara tentang pembelaan diri Paulus sebagai rasul.
1.      Relasi Paulus dengan jemaat di Korintus
Tulisan ini diawali dengan memperkenalkan dirinya serta Timotius rekannya dan yang ditujukan kepada jemaat di Korintus. Menyusul ucapan syukur dan pembelaan diri Paulus bahwa ia tidak akan berpaling dari Allah. Serta latar belakang mengapa ia menulis suratnya yang kedua ini. Dalam uraian tentang jabatan kerasulannya, Paulus tidak mau menyombongkan dirinya. Ia memberikan penjelasan kepada jemaat agar mereka membelanya terhadap rongrongan mereka yang menyangsikan kewibawaannya.
2.      Persembahan bagi orang-orang kudus di Yerusalem
Bagian ini membahas soal pengumpulan dana bagi jemaat induk di Yerusalem. Paulus mengajak jemaat supaya murah hati ikut serta dalam pelayanan kasih dengan berkaca pada kebaikan hati jemaat Makedonia.
3.      Pembelaan diri Paulus sebagai rasul
Bagian ini berisikan pembelaan diri Paulus sebagai rasul. Dengan tegas ia membela diri terhadap pelbagai tuduhan yang dilontarkan para lawannya di Korintus. Paulus mengingatkan jemaat agar mereka tetap kuat dalam menghadapi mereka yang selalu melawan. Tujuan pembelaan ini adalah untuk membina iman jemaat. Sehingga sebelum kedatangannya semua masalah dapat terselesaikan.

RINGKASAN SURAT GALATIA
Surat ini terdiri dari 6 pasal yang terdiri dari tiga bagian utama yang diawali dengan pengantar dan ditutup dengan penutup. Pada bagian awal suratnya, Paulus langsung menunjuk pokok uraiannya yaitu tentang status jabatannya yang bukan dari manusia, melainkan dari Allah. Sedangkan surat ini ditutup dengan beberapa peringatan kepada para pengacau dan juga ia mengingatkan jemaat untuk hanya bermegah dalam Kristus.
1.      Pada bagian ini, Paulus diserang dengan tuduhan sebagai bukan kelompok 12 rasul. Paulus lantas membela statusnya sebagai rasul yang berasal dari Allah dan bukan sekedar status duniawi. Untuk meyakinkan jemaat, ia menceritakan riwayat hidupnya dan sampai ia dipanggil oleh Kristus. Bagi Paulus, statusnya sebagai rasul sudah diakui oleh sokoguru di Yerusalem (Gal. 1:6-2:21).
2.      Bagian Kedua merupakan inti surat ini yaitu Paulus mau membuktikan bahwa Injil yang diberitakannya sungguh membebaskan orang percaya dari hukum Taurat sebagai tata penyelamatan. Bukti pertama yaitu pengalaman jemaat Galatia sendiri, dan juga yang kedua pengalaman Abraham yang dibenarkan karena imannya. Dan yang terakhir bahwa janji keselamatan itu mendahului hukum Taurat. Selanjutnya Paulus menjelaskan mengenai status jemaat yang adalah berbeda, tetapi kini telah menjadi orang-orang merdeka (Gal. 3:1-4:31).
3.      Bagian yang terakhir yaitu berupa kesimpulan praktis terhadap uraian sebelumnya. Bahwa orang yang sebelumnya sudah dimerdekakan oleh Kristus dari hukum Taurat jangan kembali menjadi budak karena bujukan orang lain.  Hal ini pasti akan menyia-nyiakan kasih karunia Allah dan keselamatan. Paulus juga menjelaskan bahwa kemerdekaan Kristus punya tanggungjawab yaitu mewartakan cinta kasih yang menyimpulkan hukum Taurat dan hidup menurut Roh Kudus (Gal. 5:1-6:10).
RINGKASAN SURAT EFESUS
Surat ini terdiri dari 6 pasal yang terbagi dalam dua bagian besar yang tidak berhubungan erat satu dengan yang lainnya. Pada bagian pembuka, karangan ini diberi bobot kewibawaan Paulus. Sedangkan penutup surat ini berupa pemberitahuan dan ucapan berkat dari Paulus.
1.      Bagian ini terdiri atas pelbagai doa. Tetapi bentuk doanya terungkap dalam pikiran dan perasaan halus yang mendalam. Ada doa pujian kepada Allah Bapa, Tuhan kita Yesus Kristus yang telah melimpahkan berkat. Ada juga ucapan syukur atas iman jemaat yang dituju oleh surat ini agar semakin kokoh imannya kepada Allah.
2.      Bagian selanjutnya berupa penerapan dan ajakan praktis. Yaitu kaum beriman harus berkelakuan sesuai dengan panggilannya, khususnya mesti membina persatuan satu sama lain. Kristus sebagai kepala telah menganugerahkan kepada tubuh-Nya kesatuan sampai pada kepenuhannya. Karena itu, jemaat harus berlaku sesuai dengan kehendak Roh Kudus. Paulus juga memberikan petunjuk kepada para suami, istri dan anak-anak serta orang tua, juga kepada budak dan majikan. Bagian ini ditutup dengan himbauan untuk mempertebal iman dan memperlengkapi diri dengan senjata rohani.
RINGKASAN SURAT FILIPI
Surat ini terdiri atas 4 pasal. Surat ini merupakan surat suka cita yang menggembirakan. Hal ini sama dengan situasi hati Paulus melihat keadaan dan cara hidup jemaat di Filipi. Pada bagian pembukaan, Paulus serta Timotius mengucapkan selamat kepada jemaat Filipi serta petugas-petugasnya. Paulus tidak menyebut dirinya rasul, sebab semua jemaat mengakuinya. Bagian selanjutnya yaitu ucapan syukur Paulus atas iman dan semangat jemaat, disertai sebuah doa bagi jemaat.
Kemudian ada sejumlah berita mengenai keadaan Paulus. ia dipenjarakan, tetapi hal itu justru menguntungkan bagi pemberitaan Injil. Karena itu, Paulus tidak memusingkan dirinya. Paulus juga memberi serangkaian nasehat  dan ajakan supaya umat tetap bersatu padu dalam iman yang dicobai oleh penderitaan. Serta tidak mementingkan kepentingan pribadi di tengah-tengah jemaat. Dengan demikian jemaat telah meneladani Kristus.
Paulus juga memberikan beberapa informasi mengenai Timotius dan Epafroditus. Paulus memuji Timotius yang mau diutus ke Filipi dan Epafroditus yang telah membawa sumbangan tetapi jatuh sakit keras.  Paulus kemudian tiba-tiba mulai mengecam orang-orang yang membahayakan jemaat. Paulus menegaskan bahwa ia adalah seorang Yahudi tetapi berkat Kristus ia meninggalkan segala yang tidak berarti. Paulus kemudian memberi beberapa nasehat agar jemaat tetap bergembira dalam Tuhan dan menjadi teladan dalam masyarakat, supaya tetap mengejar apa yang dilakukan oleh Paulus sendiri. Akhirnya Paulus mengucapkan terima kasih atas sumbangan yang dikirim jemaat. Paulus kemudian menutup surat ini dengan suatu pujian, salam, dan berkat kepada seluruh jemaat.
RINGKASAN SURAT KOLOSE
Surat kepada jemaat di Kolose terdiri dari atas 4 pasal yang terbagi dalam 2 bagian besar yang mudah untuk dibedakan. Ada bagian yang memuat ajaran tentang kedudukan dan peranan Kristus serta keadaan kaum beriman (Kol. 1:13-2:19) dan bagian lain berupa penerapan, ajakan nasihat konkrit bagi jemaat (Kol. 2:20-4:6). Bagian pembukaannya, Paulus mengucapkan selamat kepada jemaat serta ucapan syukur. Paulus juga berdoa bagi jemaat agar maju dalam pengetahuan dan hikmat. Sedangkan bagian penutup surat ini, Paulus memberi beberapa informasi dan juga salam kepada sahabatnya dan juga berkat kepada semua jemaat.
Inti surat kepada jemaat di Kolose yaitu mengenai kedudukan dan peranan Kristus. Hal ini disampaikan dalam bentuk madah, yang meliputi peranan Kristus dalam jagat raya sampai pada tata keselamatannya yang berpuncak pada kematian-Nya di kayu salib. Di sini Paulus juga menentang orang-orang yang menyangsikan kewibawaan Kristus.
Bagian kedua surat ini yaitu berupa ajakan bahwa dengan baptisan jemaat telah masuk dalam dunia ilahi bersama Kristus. Paulus melampirkan segala kejahatan dan keberdosaan manusia dan juga dibandingkan dengan kebaikan supaya jemaat dapat diarahkan untuk meninggalkan cara hidup lama dan mengenakan kebiasaan yang baru yang dapat menyelamatkan.
RINGKASAN SURAT I TESALONIKA
Surat ini terdiri dari 5 pasal yang ditulis oleh Paulus bersama dengan Silwanus dan Timotius kepada jemaat di Tesalonika. Surat ini diawali dengan sebuah salam dan selamat kepada umat di Tesalonika. Setelah itu Paulus memberikan gambaran singkat mengenai perkembangan umat di Tesalonika; yaitu bagaimana Injil diajarkannya dan kekuatan Roh Kudus yang berkarya sehingga jemaat ini dapat berkembang sampai saat ini. Jemaat ini selalu dalam penantian kedatangan Tuhan, juru selamat sambil menjalani hidup dengan baik.
Dalam bagian utama surat, Paulus memulainya dengan membela cara ia memberitakan Injil di Tesalonika. Sebagai petugas Allah, tanpa pamrih dan dengan kasih kebapaan. Paulus mengingatkan jemaat untuk hidup sesuai dengan kehendak Allah sambil menantikan kemuliaan-Nya.  Paulus memuji jemaat karena menerima pemberitaan Injil bukan sebagai perkataan manusia, tetapi sebagai perkataan Allah.  Paulus sendiri ingin pergi mengunjungi jemaat di Tesalonika, tetapi tidak dapat. Sehingga ia mengutus Timotius untuk membawa pesan ini. Paulus juga mendoakan jemaat agar hidup persaudaraannya di pererat.
Bagian selanjutnya, Paulus menanggapi berbagai masalah konkret yang menyangkut hidup kudus serta berkenan dihadapan Allah. Yaitu kehidupan yang menjauhi percabulan, hidup tidak dengan hawa nafsu, serta tidak memberdayakan saudaranya sendiri. Sebab kita dipanggil Allah bukan untuk melakukan kecemaran tetapi kekudusan. Paulus selanjutnya membuka horison jemaat soal kematian dan penantian kedatangan Tuhan. Bagi paulus, ini penting agar jemaat tidak merasa sangat bersedih seperti orang yang tidak punya pengharapan ketika saudaranya meninggal. Yesus sendirilah yang akan menghantar saudara yang telah meninggal pada pangkuan-Nya di Surga. Selanjutnya Paulus menasehati jemaat untuk berjaga-jaga sebab kedatangan Tuhan sama seperti pencuri yang tidak diketahui datangnya.
Bagian penutup surat memuat serangkaian nasehat sekitar sikap jemaat terhadap anggota yang berjasa bagi jemaat, yang mesti dihargai dan dihormati dalam peranannya, sikap jemaat terhadap orang yang melalaikan kewajiban hidup sehari-hari, mereka yang patah semangat dan lemah, jemaat juga menghargai karunia-karunia Roh Kudus.  Paulus kemudian memberi berkat dan menyampaikan salam kepada seluruh jemaat.

RINGKASAN SURAT II TESALONIKA
Surat ini terdiri dari 3 pasal yang salam surat sama dengan surat yang pertama kepada jemaat di tesalonika. Selanjutnya ada ucapan syukur atas iman dan kasih persaudaraan jemaat serta ketabahannya dalam penganiayaan. Kemudian dilanjutkan dengan ajakan untuk bertahan penuh keyakinan akan penghakiman Allah yang adil pada waktu kedatangan Tuhan Yesus yang akan membalas orang sesuai dengan pekerjaannya.
Bagian inti menguraikan tentang saat kedatangan Tuhan Yesus yang belum tiba sebab mesti didahului berbagai gejala buruk. Pada waktunya Tuhan akan datang sebagai pemenang. Selanjutnya, ada ajakan dan nasehat yang ditutup dengan doa pendek. Bagi Paulus, jemaat harus bersyukur sebab mereka telah dipilih dan martabat mereka diangkat menjadi pengikut Kristus sehingga harus berpegang teguh pada ajaran Tuhan. Dalam hal ini, Paulus meminta jemaat untuk bertekun dalam doa dan juga dalam pekerjaan mereka yang menampakkan diri mereka sebagai pengikut Kristus.
Bagian terakhir surat ini, Paulus menghadapi masalah praktis yang ditimbulkan keyakinan yang salah. Ada semacam anggota jemaat yang tidak bekerja lagi sebagaimana mestinya dengan ajaran Paulus kendati Paulus telah memberikan teladan kepada mereka. Penulis mengharapkan jemaat untuk mengambil tindakan seperlunya. Surat ini kemudian ditutup dengan kata penutup dan mengucap berkat serta salam terutama bahwa surat ini ditulis dengan tangan sendiri oleh Paulus. 


RINGKASAN SURAT I TIMOTIUS

Surat ini terdiri dari 6 pasal yang dituliskan oleh Paulus kepada anaknya Timotius. Paulus mengawali suratnya dengan sebuah salam kepada Timotius. Selanjutnya ada ajakan supaya Timotius yang tertinggal di Efesus membela jemaat terhadap pengajar-pengajar gadungan yang berasal dari keturunan Yahudi. Ajaran sehat yang berdasar Injil dari Allah mesti dipertahankan sebagaimana itu dipercayakan juga kepada Paulus.
Paulus selanjutnya menuliskan riwayat hidupnya untuk mau menunjukkan kepada Timotius  bagaimana ia dipilih sebagai palayan Injil dan menjadi contoh bagi semua orang percaya. Timotius diajak untuk menunaikan tugas yang dipercayakan kepadanya untuk membela iman kepercayaan sejati. Menyusul semacam aturan yang dalam hidup jemaat yaitu mengenai doa umat demi kepentingan umum, tata laku pria dan wanita dalam suatu perkumpulan jemaat. Dilampirkan juga syarat-syarat yang mesti dipenuhi oleh mereka yang mau menjadi penilik jemaat dan petugas-petugas lainnya. jemaat yang tertib semacam itu menjadi jaminan kebenaran iman.
Paulus menegaskan bahwa kemunculan bidaah sudah biasa dalam lingkungan jemaat, tetapi Timotius yang terdidik sebagai pelayan Kristus yang baik hendaknya menentang bidaah itu. Timotius yang masih muda diberi tanggungjawab agar dapat menjadi pembantu Paulus sampai kedatangan Paulus. Paulus selamjutnya memberikan instruksi kepada Timotius untuk memperlakukan mereka yang sudah tua dan yang masih muda, serta bagaimana mengurus janda dan bagaimana berlaku dihadapan penatua. Juga agar pada budak sebagai anggota jemaat pun dibina. Paulus sekali lagi mengecam bidaah yang memanfaatkan agama untuk mencari keuntungan. Paulus mengajak Timotius untuk menjauhkan dirinya dari segala bentuk bidaah dan setia pada panggilannya. Khususnya orang kaya mesti diajak untuk menggunakan kekayaannya sebagaimana mestinya dan tidak untuk meninggikan dirinya.
Akhirnya Timotius diajak untuk memelihara iman sejati dan mencegah diri dari kebatinan gadungan. Surat ini kemudian ditutup dengan pesan penutup dan berkat singkat.

RINGKASAN SURAT II TIMOTIUS
Surat ini terdiri dari 4 pasal yang dituliskan oleh Paulus yang ditujukan kepada anaknya Timotius. Surat ini diawali dengan salam yang menyapa Timotius sebagai anak Paulus.  Kemudian Paulus mengucap syukur kepada Tuhan yang telah melindunginya dan kemudian permohonan agar dia dan Timotius boleh dipertemukan. Selanjutnya Paulus mengingatkan Timotius untuk mengingat tugas panggilan yang telah diberikan kepadanya. Hendaknya Timotius menjalaninya dengan tanpa rasa malu karena Paulus adalah seorang tawanan. Tetapi sebaliknya Timotius harus memberi kesaksian tentang pemberitaan Injil. Nasehat ini harus diterima dengan sepenuh hati oleh Timotius dan menjalaninya sebagaimana telah dijalani oleh Paulus sebelumnya.
Paulus kemudian menambahkan beberapa informasi mengenai hal ihwal dalam penjara dengan situasi yang tidak menyenangkan. Tetapi yang terpenting adalah ajaran Paulus mesti diteruskan. Dalam hal ini, Paulus percaya kepada Timotius dan kepada orang lain yang menjadi penerus surat ini. Timotius hendaknya berjuang sebagai prajurit yang baik bagaikan olahragawan dalam perlombaan dan sebagai seorang petani yang memetik hasil jerih payah dan penderitaannya. Paulus berkeyakinan bahwa mengambil bagian dalam kemuliaan Kristus berarti juga menjadi senasib dalam penderitaan Kristus.
Paulus mengajak Timotius untuk memberitakan kebenaran Injil dengan terus terang dan lembutm tanpa bertengkar dan bertikai dengan para bidaah. Bagi Paulus, akhir zaman telah dimulai seperti terbukti dengan munculnya berbagai bidaah. Karena itu, Timotius harus semakin berpegang pada tradisi dan tekun serta tabah hati memberitakan Injil sejati. Kemudian Paulus berpesan agar Timotius hendaknya segera datang kepada Paulus dengan membawa Markus dan beberapa barang keperluan Paulus. Bagi Paulus, ada orang yang setia kepadanya tetapi ada juga yang menentangnya secara terbuka. Surat ini kemudian ditutup dengan salam bagi bagi beberapa orang, desakan kepada Timotius untuk segera menemui Paulus dan berkat penutup.
RINGKASAN SURAT TITUS
Surat ini terdiri dari 3 pasal yang ditulis oleh Paulus, hamba Allah dan rasul Yesus Kristus yang ditujukan kepada Titus, anaknya yang sah menurut iman. Pada awal surat ini, Paulus membuat ringkasan Injil yang kemudian dipercayakan kepadanya untuk diwartakan kepada semua orang yang dijumpainya. Kemudian ada aturan bagi jemaat, khususnya bagi Titus terlebih dalam tugasnya di Pulau Kreta.  Paulus mencantumkan syarat dan pedoman bagi jemaat yang ingin diangkat menjadi penatua. Titus juga diberi instruksi untuk memperlakukan dan mengajar pelbagai golongan yang telah lanjut usia, kaum muda, para budak. Serta bagaimana mempertahankan nama baik jemaat dalam masyarakat. Paulus mengungkapkan rahasia kasih karunia Allah yang menyelamatkan semua orang kepada Titus agar mengajak jemaat untuk tidak jatuh dalam pelbagai kejahatan.
Selanjutnya, Paulus menambahkan sebuah instruksi mengenai sikap orang beriman terhadap pemerintah dan sesama warga masyarakat. Karena setiap anggota wajib memelihara hubungan baik dengan semua warga masyarakat serta tidak melibatkan diri dalam masalah, pertengkaran, dan perselisihan yang disebabkan para bidaah.
Akhirnya Titus diminta untuk segera berkumpul dengan Paulus dan menolong dua tokoh yang sedang dalam perjalanan; yakni Artemas dan Tikhikus. Kemudian surat ini ditutup dengan salam dari orang yang bersama Paulus dan berkat penutup.
RINGKASAN SURAT FILEMON
Surat Filemon merupakan surat yang paling pendek yang hanya terdiri dari satu pasal yang ditulis oleh Paulus yang ditujukan kepada Filemon, kekasih dan teman sekerja Paulus. Surat ini diawali dengan pembukaan yang isinya berupa ucapan selamat dari Paulus kepada Filemon dan seisi rumahnya. Paulus mengucap syukur kepada Allah karena iman Filemon yang merangkum semua orang kudus. Sedangkan bagian inti surat ini membahas masalah Onesimus. Dengan nada halus dan akrab serta penuh kepercayaan, Paulus memohon kepada Filemon agar menerima kembali Onesimus sebagai saudara. Paulus sebenarnya mau menahannya tetapi karena tanpa persetujuan Filemon maka Paulus tidak berani. Paulus mengharapkan agar Filemon mau menerima Onesimus sama seperti dia menerima Paulus dalam rumahnya.
Paulus kemudian mengakhiri tulisannya dengan menegaskan bahwa surat ini ditulisnya sendiri dengan tangannya. Setelah itu, ada salam dan berkat penutup dengan mengikut sertakan sejumlah teman Paulus dan tertuju kepada semua orang yang berada di rumah Filemon.
RINGKASAN SURAT IBRANI
Surat Ibrani merupakan surat yang terdiri dari 13 pasal yang penulisnya anonim. Surat ini sangat berbeda dengan surat Paulus lainnya. Tanpa sebuah pengantar dengan salam dan penutup berupa berkat. Bagian pertama surat ini langsung menunjuk inti pewartaan mengenai Yesus Kristus dan siapa yang diwartakan itu. Bahwa sejak awal Allah telah berusaha berbicara dengan nenek moyang kita dengan perantaraan para nabi, tetapi pada zaman ini Allah berbicara dengan perantaraan anak-Nya. Oleh Dia Allah telah menjadikan alam semesta. Ia adalah cahaya kemuliaan Allah dan gambar wujud Allah dan menopang segala sesuatu dengan firman-Nya. Dan setelah selesai mengadakan penyucian dosa, Ia duduk di sebelah kanan Yang Mahabesar, di tempat yang maha tinggi. Kedudukan Anak Allah jauh Lebih tinggi dari pada malaikat-malaikat.
Selanjutnya, penulis surat ini mengarahkan pendengarnya juga untuk mengerti dengan benar peranan para malaikat dalam misi keselamatan di dunia. Bahwa rahmat Allah juga bekerja melalui para malaikat, tetapi bukan malaikat yang hendak diselamatkan, melainkan keturunan Abraham. Bagi penulis surat ini, Yesus lebih tinggi dari pada Musa, sebab Musa memang setia dalam segenap rumah Allah sebagai pelayan untuk memberi kesaksian tentang apa yang diberitakan kemudian, tetapi Kristus setia sebagai Anak yang mengepalai rumah-Nya; dan rumah itu adalah kita. Penulis mengingatkan orang Ibrani untuk jangan menjadi murtad sama seperti yang pernah dilakukan oleh nenek moyang sehingga membangkitkan murka Allah yang menghantar orang pada kebinasaan. Karena itu, umat Ibrani harus tetap berpegang pada janji tentang hari perhentian yang telah disediakan Allah.
Penulis mengingatkan umat Ibrani untuk menyadari dengan sungguh bahwa Yesus sebagai imam agung, yang turut mengalami kelemahan yang kita alami. Dan sekali lagi diingatkan agar jangan murtad dan tetap berpegang teguh pada pengharapan. Penulis kemudian membandingkan Yesus dengan Melkisedek sebagai imam agung dalam Perjanjian Lama dan Iman agung Perjanjian Baru. Dan kemudian menyebutkan bahwa Kristus lebih tinggi dari pada Harun sebagai imam. Ia bahkan menyebut Kristus sebagai Imam besar Perjanjian Baru yang dilaksanakan di tempat kudus di bumi dan di Sorga. Kristus adalah pengantara dari Perjanjian Baru, yakni tidak dengan membawa darah domda jantan dan darah anak lembu, tetapi membawa darah-Nya sendiri. Bagi penulis inilah persembahan yang sempurna di hadapan Allah. Berkat darah Kristu, kita semua diangkat ke dalam tempat kudus, karena Ia telah membuka jalan yang baru dan yang hidup bagi kita melalui tabir, yaitu diri-Nya sendiri. Karena itu, dibutuhkan keteguhan iman dan pengharapan yang penuh pada janji keselamatan Allah. Penulis mengarahkan semua orang Ibrani untuk menempatkan saksi-saksi iman sebagai pedoman dalam mengimani Kristus serta berpegang teguh pada iman itu. Iman itu membutuhkan tanggungjawab yang berat, tetapi jika dijalani dengan keteguhan hati maka keselamatan bisa dicapai. Penulis juga menasihati agar memelihara kasih persaudaraan dengan orang lain serta berdoa agar semua orang Ibrani diselamatkan.